Oktober 2015


kabargumelar.com-  Beberapa waktu lalu, seorang teman bercerita kepada saya, tentang maraknya remaja usia sekolah yang mengkonsumsi obat batuk Komix secara berlebihan, diduga kuat ini adalah tren baru penyalahgunaan obat. Menurut beberapa informasi  yang saya dengar, ada beberapa toko yang mengaku didatangi remaja yang membeli obat batuk Komix, tidak tanggung-tanggung rata rata remaja ini membeli Komix sebanyak satu dus. Sontak ini menimbulkan kecurigaan pemilik toko sehingga untuk pembelian Komix dibatasi hanya boleh membeli 1 sachet saja. Satu dus Komix, bisa dikonsumsi oleh tiga sampai empat orang dengan harga yang murah, selain itu bisa didapatkan dengan cara yang mudah karena dijual secara bebas di pasaran.

Banyaknya konsumsi obat batuk Komix, kemungkinan besar karena selain harganya murah, juga karena sulitnya mendapatkan minuman keras yang harganya juga sudah sangat mahal. "Mungkin juga karena komix kan rasanya enak, ada juga minuman keras yang harganya terbilang murah yaitu ciu, tapi rasanya ngga enak," tutur seorang teman mengenai alasan maraknya konsumsi Komix ini.

Masih menurut teman saya, bahwa obat batuk Komix mengandung Dextrometorfan yang bila dikonsumsi sesuai dosisnya yaitu antara 15 hingga 30 mg tidak berbahaya dan cukup efektif mengurangi batuk. "Namun, bila dikonsumsi melebihi dosis, misalnya lebih dari 200 mg, akan menimbulkan efek kejang, tidak sadar bahkan hingga kematian," tuturnya.

Gambar 1. Bungkus Komix (Gambar dari mbah Google)

Yang lebih mencengangkan lagi adalah medio Agustus sampai September tahun ini, seiring penurunan konsumsi obat batuk Komix muncul fenomena baru yaitu indikasi penyalahgunaan obat penahan rasa nyeri berlabel Tramadol. Terhitung untuk bulan September saja seorang teman yang berprofesi sebagai perawat menuturkan dalam satu minggunya ada sekitar tiga pemuda yang mau membeli obat ini. Alasannyapun berbagai macam, ada yang mau beli buat neneknya, buat ibunya atau tetangganya yang habis melakukan tindakan operasi. "Mereka mendatangi saya kemudian mau membeli tramadol, tapi mereka tidak bisa menunjukan resep dokter sehingga tidak bisa dilayani," ungkapnya.

Tramadol adalah obat yang digunakan untuk menahan rasa sakit setelah operasi bedah. Dan obat ini boleh dikonsumsi harus dengan resep dokter. Dan efek yang diakibatkan jika Tramadol dikonsumsi secara berlebihan adalah mengakibatkan dampak yang di antaranya dapat merusak gangguan pada ginjal dan merusak susunan saraf pusat. Mengerikan!!

Gambar 2. Penampakan Tramadol (Gambar dari mbah Google)

Mengingat begitu seriusnya masalah ini maka perlu sekali perhatian dari berbagai pihak, pengawasan orang tua, masyarakat dan pemerintah, agar generasi penerus bangsa ini bisa terselamatkan dari bahaya penyalahgunaan obat.

Dan menurut beberapa sumber, segala kegiatan penyalahgunaan dan peredaran obat terlarang di Gumelar ini sudah dalam pantauan pihak yang berwajib.(wiz)

Diolah dari berbagai sumber


(GUMELAR). Grebek Suran rutin diperingati oleh warga Desa Tlaga Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas,  pun demikian di bulan sura tahun ini. Diawali dengan pawai ngarak Tumpeng Raksasa yang dihiasi aneka macam sayur dan buah-buahan. Acara yang dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 3 Oktober 2015 ini resmi dibuka oleh Kepala Desa Tlaga Siti Suyani. Iring iringan warga dan perangkat desa dimulai dari depan Balai Pertemuan Dusun Tipar, menuju ke panggung utama yang berjarak sekitar 500 meter tepatnya di RW 02 Desa Tlaga.


Gambar 1. Persiapan Ngiring Tumpeng
Di panggung utama, sudah siap menyambut dari instansi Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Gumelar, dan ratusan warga masyarakat yang sudah sejak pagi menanti acara dimulai. Sambutan kedatangan iring-iringan Tumpeng Raksasa disampaikan oleh Camat Gumelar Gatot P.U.H.A., S.H., dilanjutkan dengan ritual Pecah Kendi yang terkandung maksud agar di tahun baru ini segala permasalahan bisa terpecahkan dengan sebaik-baiknya.

Gambar 2. Ngiring Tumpeng Raksasa
Selesai ritual penyambutan oleh Camat Gumelar, warga langsung berebut mengambil berbagai macam hasil pertanian yang menutupi sekujur tumpeng, sorak sorai dan tepuk tangan mengiringi warga yang menggerayangi buah dan sayur penghias tumpeng. Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian sejarah berdirinya Desa Tlaga. "Dahulu kala memang di sini ada semacam danau, sehingga dinamai Desa Tlaga," demikian Kepala Dusun Suwito memulai menceritakan awal mula berdirinya Desa Tlaga. Diceritakan pula bagaimana perjuangan Eyang Rebo dalam rangka mendirikan Desa yang kelak diberi nama Desa Tlaga ini.

Gambar 3. Penyambutan oleh Camat Gumelar
Di akhir acara ditampilkan hiburan Lengger atau orang Banyumas biasa menyebutnya Ronggeng. Tarian Ronggeng ini ternyata  juga sangat erat hubungannya dengan asal muasal Desa Tlaga, di mana pada saat Eyang Rebo ingin mengumpulkan seluruh warganya, beliau menyajikan tontonan Ronggeng agar menarik warga untuk menghadiri acara yang digagasnya.

Gambar 4. Perwakilan dari Dinporabudpar disambut Panitia Acara



Oleh: Wizteguh Nugroos



(kabargumelar). Lele merupakan jenis ikan yang mudah untuk dipelihara, dengan modal yang tidak terlalu besar bisa meraup keuntungan yang tidak sedikit. Berangkat dari situlah Nur Kholik (32) warga RT 01 RW 01 Desa Gumelar Kecamatan Gumelar memberanikan diri untuk memulai usaha budidaya ikan lele. Di pekarangan berukuran 6 x 8 meter samping rumahnya, berderet tujuh buah kolam terpal yang dibuat untuk memelihara ikan lele. Dari tujuh buah kolam ini, empat buah kolam khusus untuk pembenihan, dan tiga kolam untuk lele siap konsumsi. Pada  setiap kali pembenihan, empat kolam diisi benih sebanyak 10 ribu ekor, sementara untuk lele siap konsumsi biasanya Nur Kholik menaburkan benih sebanyak 5 ribu ekor lele.

Gambar. 1. Benih Ikan Lele
Gambar. 2. Ikan lele untuk Konsumsi
Jenis ikan lele yang dipelihara Kholik (begitu ia sering disapa) adalah jenis lele sangkuriang. “Lele jenis sangkuriang ini terhitung cepat sekali pertumbuhannya,” terangnya. Nur Kholik memulai budidaya ikan lele ini sejak tahun 2013, dan sampai saat ini masih bertahan dengan hasil dan keuntungan relatif meningkat.

Gambar. 3. Nur Kholik memberi pakan Ikan lelenya
Pria berkacamata ini juga menuturkan bahwa dalam budidaya ikan lele, selain harus ulet dan telaten, juga harus mempunyai mitra usaha yang saling menunjang. Tercatat ada 13 petani lele yang bermitra dengan Kholik, mereka tersebar di Desa Gumelar, Karangkemojing, Paningkaban, Samudra Kulon, Tlaga dan juga menjangkau Desa Tipar Kidul yang masuk wilayah Kecamatan Ajibarang. Nur Kholik menuturkan bahwa mitra mitra ini melakukan kerjasama dengan sistem kekeluargaan. “Benih ikannya mereka ambil dari saya, terus untuk pakannya terserah mereka kalo mau ambil sama saya boleh, beli sendiri di toko juga boleh,“ jelasnya.

Gambar. 4. Ada 7 Kolam terpal milik Nur Kholik
Berbeda dengan para mitranya yang sebagian besar berada di wilayah Kecamatan Gumelar, untuk penjualan ikan lele siap konsumsi ternyata Nur Kholik melirik ke daerah Karangpucung dan Sidareja. Dua daerah itu ternyata pangsa pasarnya cukup menjanjikan, sehingga walaupun terhitung jauh dari Desa Gumelar, setiap kali penen hasilnya pasti dikirim ke daerah tersebut. “Permintaan ke daerah sana memang cukup banyak untuk olahan makanan, selain itu juga karena di Desa Gumelar ini belum ada yang membuat olahan kuliner dari ikan lele, padahal banyak sekali makanan yang bisa dibuat dengan ikan lele, saya sendiri sebenarnya pengin sekali tapi saat ini saya belum ada waktu, karena saya juga nyambi membuat jamur tiram,” tutup Nur Kholik.(Wizteguh Nugroos)



(Kabargumelar). Rabu (14/10/15), dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1437 H, Majelis Wilayah Cabang Nahdlatul Ulama Kecamatan Gumelar mengadakan acara Pengajian Akbar yang dilaksanakan di Lapangan Desa Kedungurang Kecamatan Gumelar. Ribuan umat Islam di wilayah Kecamatan Gumelar sudah sejak pagi memenuhi Lokasi tempat berlangsungnya acara. Hadir dalam acara tersebut dari Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Gumelar dan seluruh Kepala Desa di wilayah Kecamatan Gumelar beserta para Perangkat Desa.
 
Gambar 1. Muspika dan Tamu Undangan

Acara yang sedianya akan dihadiri Bupati Banyumas ini mengambil tema “Dengan 1 Muharram kita tingkatkan Ukhuwah Islamiyah dan Semangat Kerja membangun Bangsa”. Dan tepat pukul 10.00 WIB, acarapun dibuka oleh Ketua Panitia H. Bisri dari unsur pengurus MWCNU Kecamatan Gumelar. Diawali dengan Pawai taaruf yang diikuti oleh beberapa elemen masyarakat, siswa siswi Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Ibu-ibu Muslimat NU dari seluruh ranting di Kecamatan Gumelar.

Gambar 2. Marching Band Peserta Pawai Ta’aruf

Selesai Pawai Ta'aruf, di depan panggung utama beberapa pengisi acara menampilkan atraksinya masing masing, dari mulai Marching Band, Hadroh dan Kentongan. Turut pula memeriahkan acara tersebut sebuah perusahaan operator seluler dengan memberikan doorprize kepada pengunjung berupa barang-barang elektronik, seperti kulkas, televisi, kipas angin dan lain sebagainya.


Gambar 3. Penampilan para pengisi Acara

Menurut rencana setelah rangkaian acara tersebut selesai, akan dilanjutkan dengan Peresmian Gedung baru MWCNU Kecamatan Gumelar yang terletak tidak jauh dari Lapangan Desa Kedungurang. “Habis acara ini nanti acara Peresmian Gedung MWCNU, dan Peresmian pembangunan SMK Ma’arif NU, rencananya Bapak Bupati yang meresmikan tapi beliau berhalangan hadir karena sedang berduka, ibundanya baru meninggal dunia,” tutur salah seorang panitia. (Wizteguh Nugroos)



(Kabargumelar). Wakam (54) adalah seorang mantan Buruh Migran yang pernah bekerja di Negara Malaysia. Warga RT 07 RW 11 Desa Cihonje Kecamatan Gumelar ini menghabiskan waktu kurang lebih 8 tahun bekerja di Malaysia. Dalam kurun waktu 8 tahun bekerja di Luar Negeri ini, dia sempat 3 kali pulang ke kampung halaman. “Saya merasa bingung kalo di rumah mau mengerjakan apa? Penginnya bikin usaha tapi selalu merasa takut untuk memulai, padahal cita-cita saya saat memutuskan bekerja di luar negeri adalah mencari modal untuk bikin usaha di rumah, akhirnya saya berangkat ke Malaysia lagi dan lagi,” tuturnya.

Wakam sedang melakukan penyemprotan

Dari kebingungan ini kemudian Wakam berfikir bagaimana caranya agar dia bisa ikut berperan positif di bidang Pertanian yang memang menjadi pekerjaannya selepas “Gantung Paspor” Tahun 2004. Akhirnya didampingi oleh Petugas Penyuluh Pertanian Kecamatan Gumelar, tahun 2007 Wakam mulai  membuat usaha pengolahan Pupuk Organik dalam rangka ikut menunjang agar hasil pertanian di lingkungannya menjadi sehat dan lebih baik lagi. “Saya mulai usaha ini tahun 2007, dan alhamdulillah sampai sekarang masih berjalan dan dirasakan manfaatnya oleh para Petani di Desa Cihonje, Gumelar dan sekitarnya,” ungkap Wakam bangga.

Pupuk Organik buatan Wakam ini sudah terbukti membuat hasil Pertanian menjadi lebih baik dari Pupuk Kimia yang selama ini dipakai oleh para petani. “Dengan memakai Pupuk Organik ini, ada bermacam manfaat yang bisa dihasilkan”, Wakam menjelaskan. “Yang pertama adalah tanaman akan bebas dari berbagai macam hama, mengembalikan kesuburan tanah, biaya lebih murah, dan yang terpenting adalah hasil dari tanaman pertanian akan sehat untuk dikonsumsi, karena tanaman tidak membutuhkan semprotan pestisida dan pupuk kimia,” lanjut Wakam.

Menurut keterangan Wakam, untuk membuat Pupuk Organik ini dia memanfaatkan bahan bahan alam yang ada di sekitar rumahnya, dan dalam pengolahannya dengan cara yang masih tradisional. Untuk sekali pembuatan pupuk dia bisa menghasilkan 7 kwintal dalam setengah bulan masa fermentasi. “Mungkin kalo ada mesin penggiling, proses pembuatan ini akan lebih cepat dan efektif, sayangnya saya belum punya mesin penggilingnya,” tutur Wakam mengenai kendala yang dihadapi saat ini.

Wakam juga memberi kesempatan kepada para petani yang lain apabila ingin belajar bersama membuat Pupuk Organik ini dia siap untuk menularkan ilmunya. Selain itu Wakam juga bersedia datang apabila ada petani yang ingin dibuatkan Pupuk Organik di rumahnya dengan bahan-bahan yang disediakan oleh petani tersebut.

Demikianlah bagaimana seorang mantan Buruh Migran ini ikut berperan serta dalam peningkatan hasil pertanian melalui Pupuk Organik. Selain mendapatkan keuntungan secara ekonomi, dia juga mendapatkan berbagai pengalaman dan ilmu serta manfaat untuk orang orang di sekitarnya. (Wizteguh Nugroos)





Info untuk teman teman pegiat dan pengusaha Mikro dan Kecil:
Sekarang untuk membuat Surat Izin Usaha Mikro dan Kecil sangat mudah, teman-teman tinggal mendatangi Kantor Kecamatan setempat dengan membawa persyaratan berupa:
1. Surat Pengantar RT/RW.
2. Foto kopi KTP.
3. Foto kopi Kartu Keluarga.
4. Pas foto 4x6 2 lembar, berwarna.
5. Foto Kopi NPWP (jika ada).
6. Mengisi Formulir (tersedia di Kantor Kecamatan).
Setelah semua persyaratan terpenuhi maka pemohon akan mendapatkan naskah Surat Izin Usaha Mikro dan Kecil yang menjamin legalitas Usaha teman-teman semua.
untuk info lengkap silahkan unduh aplikasi IUMK untuk android via Google Play di sini

[Wizteguh Nugroos]


Kabar Gumelar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget