Label "Gumelar"


Sabtu, 26/11/16. Di sela pembukaan Pesta Siaga Cabang Tahun 2016 yang diselenggarakan di SMP Negeri 1 Gumelar, Bupati Banyumas Ir. Achmad Husein mengunjungi lokasi tanah longsor di Grumbul Cilengkong Desa Gumelar.

Bupati Banyumas meninjau lokasi longsor

Bupati yang didampingi Kepala Desa Gumelar H. Susilo Urip Suprapto, S.Si., Camat Gumelar Roni Hidayat, S.STP., M.Si., Babinsa Koramil 14 Gumelar Suyatno berbincang dengan warga korban tanah longsor sekaligus memberikan bantuan.

Seperti diketahui bahwa pada Kamis 24/11/16 pukul 15.30 terjadi bencana tanah longsor yang mengakibatkan sebuah rumah tertimbun dan dua rumah lain yang berada di atasnya terancam longsor. Beruntung kejadian ini tidak menimbulkan korban jiwa. (wiz)

Lihat Album di: Facebook Album Kabar Gumelar



Hujan deras yang mengguyur Desa Gumelar Kamis, 24/11/16 mulai sore hari mengakibatkan tanah longsor di Grumbul Cilengkong Desa Gumelar. Tercatat sebuah rumah milik Camiarto (55) warga RT 7/4 Grumbul Cilengkong Desa Gumelar tertimbun tanah longsor di bagian samping.

Rumah warga tertimpa Longsor rusak parah (Foto: Hendi)


Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, kerugian diperkirakan Rp 50 juta. Longsor juga mengancam 2 rumah di atasnya rumah Wartiman dan Tarwo. Dari pihak pemerintah Desa Gumelar, Kecamatan Gumelar, Koramil, dan Polsek Gumelar langsung turun ke lokasi. Sementara dari Tim BPBD Kabupaten Banyumas juga sudah siaga di lokasi.(wiz)



Minggu, 28/8/16 bertempat di Halaman Masjid Miftahul Huda Kecamatan Gumelar digelar acara Pengajian Akbar dalam rangka Khaul Eyang Singarana. Pengajian dengan Pembicara Kyai Taefur Arofat ini dihadiri keluarga dan keturunan Eyang Singarana dan ribuan pengunjung yang datang dari Desa di wilayah Kecamatan Gumelar.




Eyang Singarana adalah Lurah Pertama Desa Gumelar yang mempunyai keturunan tersebar di antaranya di Kecamatan Gumelar, Pekuncen dan Lumbir. Salah satu cucunya adalah Bupati Banyumas Ir. Achmad Husein. Almarhum Eyang Singarana sendiri dimakamkan di Pemakaman Umum Cibusung Dusun Palumbungan Desa Gumelar.

Dari garis keturunan ini, kemudian diketahui bahwa Kepala Desa Gumelar H. Susilo Urip Suprapto dan anggota DPRD Kabupaten Banyumas Agus Supriyanto, adalah salah satu keturunan dari mendiang Eyang Singarana.

Sebagai penggagas acara, Bupati Banyumas mengungkapkan bahwa tujuan diadakannya Khaul ini adalah dalam rangka menyambung kembali ikatan keluarga yang terputus karena ketidaktahuan garis keturunan.

"Bahwa setiap yang meniggal itu hanya membawa amal perbuatannya selama di dunia. Dan tidak dapat diragukan bahwa orang-orang yang masih hidup itu diberikan kewajiban mendo’akan orang yang telah meninggal dunia. Maka dari itu, dalam rangka mengirimkan do’a kepada orang-orang tua kita yang telah meninggal, dilaksanakanlah peringatan Khaul, karena tidak ada yang ditunggu-tunggu oleh mereka yang ada di alam barzah kecuali kiriman do’a dari kita yang masih hidup," ungkap Bupati Banyumas dalam sambutannya.

Sementara dalam acara tausiah yang disampaikan oleh Kyai Taefur Arofat, bahwa Khaul adalah sebuah ungkapan cinta dan penghormatan kepada orang tua. "Salah satu pahala yang nilainya begitu besar adalah Birrul Walidain yaitu berbuat baik atau berbakti kepada orang tua, dan acara Khaul ini adalah sangat baik sebagai wujud berbakti kepada orang tua," jelas Kyai yang juga menjabat sebagai Kepala Bapermas PKB Kabupaten Banyumas ini.

Selepas acara Pengajian, Bupati Banyumas didampingi istri kemudian mengunjungi Pemakaman Umum Cibusung untuk Nyekar di peristirahatan terakhir Eyang Singarana.(WN)

Suasana Prekpegan di Pasar Pahing Desa Gumelar. Selasa 5/7/16 menjelang Perayaan Idul Fitri 1437 H, warga tumpah ruah di Pasar Pahing Desa Gumelar. Berbagai macam kebutuhan memang tersedia di Pasar terbesar di wilayah Kecamatan Gumelar ini, tak heran jika bukan hanya warga Desa Gumelar saja yang datang ke Pasar ini, ada yang datang dari tetangga Desa bahkan yang dari luar Kabupaten pun jauh-jauh datang untuk membeli segala keperluan hari raya.



Berjejalnya pengunjung pasar menjelang hari raya Idul Fitri kerap terjadi dari tahun ke tahun. Terlihat pula para pedagang yang sebelumnya tidak pernah berjualan di Pasar Pahing, sengaja datang demi meraup keuntungan yang lebih banyak. [WN]





Selasa 5/7/16, Takmir Masjid Besar Miftahul Huda Desa Gumelar menggelar acara Takbir Keliling. Agenda tahunan ini diikuti oleh ratusan warga yang ikut memeriahkan dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. 

Selepas Sholat Isya, warga sudah berkumpul di halaman Masjid Miftahul Huda untuk bersama-sama mengumandangkan Takbir keliling dengan berbagai macam bunyi-bunyian seperti bedug dan rebana. Pukul 21.00 WIB iring-iringan dilepas oleh Kepala Desa Gumelar H. Susilo Urip Suprapto dengan mengambil rute dari Pertigaan Kecamatan Gumelar menuju ke Dusun Palumbungan kemudian berbalik menuju ke arah Balai Desa Tlaga, setelah itu rombongan akan melewati Dusun Dukuh Ratim keluar lewat Pertigaan Koramil 14 Gumelar, langsung menuju ke utara ke arah Dusun Mijahan. 

Selanjutnya menuju arah Dusun Renteng melewati Grumbul Karang Tanjung terus ke Selatan melalui Jalan Raya ke arah Dusun Karanganjog Desa Cihonje kemudian kembali menuju garis Finis di depan Masjid Miftahul Huda Kecamatan Gumelar. [WN]

(Kabargumelar). Singkong atau Ketela adalah bahan baku utama pembuatan tepung tapioka. Namun, tidak sembarang singkong bisa diolah menjadi tepung tapioka. Salah satu kriteria singkong yang bisa dibuat menjadi tepung tapioka adalah kandungan air yang tidak terlalu banyak, sehingga bisa menghasilkan sari pati yang maksimal, paling tidak kandungan sari patinya mencapai lebih dari 30%, bila kandungan tidak mencapai persentase tersebut, bisa dipastikan hasil tepung tapioka tidak sesuai yang diharapkan.

Desa Gumelar sebagai salah satu sentra pengrajin tepung tapioka di wilayah Kabupaten Banyumas tentunya membutuhkan banyak singkong sebagai bahan baku tepung tapioka. Ada sekitar 20 lebih pengrajin Tepung tapioka yang ada di Desa Gumelar, sayangnya untuk memenuhi kebutuhan singkong tersebut, para pengrajin masih mendatangkan dari luar daerah.

Inilah yang coba sedang disiasati oleh Raswin, warga Desa Gumelar  yang mulai mencoba untuk berdaya dengan menanam singkong sebagai bahan baku pembuatan tepung tapioka, sebagai antisipasi ketersediaan bahan baku singkong.

"Ide awalnya karena kurangnya bahan baku singkong, bahkan dari luar daerahpun terkadang terjadi kelangkaan, inilah yang kemudian membuat harga melonjak dan tidak seimbang dengan harga jual tepung tapioka," ungkap Raswin. Singkong yang ditanam Raswin ternyata bukan singkong kebanyakan yang menjadi bahan baku tepung tapioka, Singkong Gajah menjadi pilihannya untuk memulai usaha bertani Singkong.

Ada beberapa alasan kenapa mantan buruh migran ini menanam singkong gajah, salah satunya adalah kandungan sari patinya yang di atas 30%. "Selain itu juga buahnya yang sangat besar, baru usia dua setengah bulan saja sudah mulai ada isinya, dan Sembilan bulan saat panen satu pohonnya bisa menghasilkan buah mencapai dua puluh kilogram," tuturnya.

Raswin juga menceritakan bahwa untuk percobaan pertama ini hanya menanam pohon singkong 200 batang, dengan kalkulasi penghitungan saat penen sekitar 4 ton. Dari perhitungan inilah yang kemudian membuatnya akan mencoba menanam Singkong lebih banyak lagi di lahan sewaan dalam waktu dekat ini. "Selain nanti menanam singkong lebih banyak, saya juga akan mencoba menggunakan pupuk organik untuk mengembalikan kesuburan tanah, sekarang kan di Gumelar sudah banyak teman-teman yang mengelola pupuk organik, termasuk nanti akan mencoba pupuk organik cair yang bahannya dari limbah tepung tapioka (blendrang)," tutupnya. (Wizteguh Nugroos)


Mr. J adalah sebuah nama yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan oleh warga Desa Gumelar. Siapakah Mr. J itu?

Mr. J adalah nama grup kentongan yang berasal dari Desa Gumelar. Grup yang beranggotakan 20 anak muda ini sejak September 2015 mulai melanglang buana dari pentas satu ke pentas lainnya dalam rangka menuntaskan laku hobi dan ikut nguri-uri budaya tradisional Banyumasan.

Seperti dituturkan sang ketua grup Julianto, bahwa pada awalnya grup ini terbentuk adalah setelah beberapa acara lomba kentongan peringatan HUT RI ke-70 tahun lalu. "Dulu masing-masing dari kita adalah personil dari beberapa grup dusun di wilayah Desa Gumelar, setelah selesainya lomba kita mencoba berkumpul dan nge-jam dengan alat masing-masing dan akhirnya terbentuklah grup ini."

Pasca terbentuknya grup, mulailah mereka berlatih agar semakin kompak dalam memainkan alat musik dan terus memperkaya pilihan lagu. Berawal dari latihan di rumah masing-masing personil, kemudian merambah ke beberapa acara Resepsi Pernikahan, Khitanan, bahkan mereka juga pernah mengisi di acara Peresmian sebuah kantor swasta.

Menurut Jumbe, begitu Julianto biasa disapa, sampai dengan saat ini para personil masih menikmati kegiatan yang mereka lakukan bahkan untuk pementasan sekarang sudah mulai merambah keluar daerah. "Beberapa waktu yang lalu kami sempat pentas di Bumiayu, Ajibarang, Cilacap, Purwokerto Alhamdulillah sambutannya sangat baik, dan ini juga sekaligus menambah pengalaman kami," ungkapnya.

Untuk pementasan di luar daerah, Mr. J biasanya mborong mobil angkutan sebagai sarana tranposrtasi. Biasanya kami mborong mobil bak terbuka, karena selain murah juga cukup untuk mengangkut personil dan alat musik kentongannya," tutur Jumbe. Dari pementasan-pementasan di luar daerah inilah yang kemudian melahirkan tagline Mr. J Tour Mbabyag!! (Wizteguh Nugroos)
 

(Kabargumelar). Semakin sadarnya para petani tentang pentingnya memelihara kesuburan tanah, membuat pemakaian pupuk organik semakin meningkat. Selain itu hasil pertanian yang menggunakan pupuk organik juga tentunya lebih sehat untuk dikonsumsi. Inilah latar belakang yang menjadikan seorang mantan buruh migrant ini menciptakan starter atau bioaktivator sebagai bahan dasar pembuatan pupuk organik cair atau biasa disebut POC.

Ristoyo memulai membuat bioaktivator ini sejak tahun 2013 selepas menjadi buruh di pabrik pembuatan laher di Korea Selatan. "Awalnya saya membuat Pupuk Organik Cair dengan bahan dasar atau starter membeli dari luar daerah, kemudian saya pelajari bahan-bahan yang digunakan dan saya coba membuat sendiri," ungkapnya.

Dari mempelajari tentang bagaimana cara membuat dan mengenali bahan-bahan yang digunakan inilah, akhirnya tercipta starter atau Bioaktivator ciptaan Ristoyo. Dari beberapa percobaan pembuatan POC dengan menggunakan starter buatannya, ternyata hasil yang didapat jauh lebih bagus dari starter yang selama ini didatangkan dari luar daerah, sehingga memicu beberapa teman pengolah pupuk organik beralih menggunakan starter buatan Ristoyo.

Menurut pria yang juga piawai meramu obat-obatan herbal ini, dengan adanya bioaktivator buatannya maka para petani sudah benar-benar bisa mandiri dalam mengolah pertaniannya. "Saat ini dari mulai benih sampai pupuk sudah bisa menyediakan sendiri dengan bahan-bahan yang lebih murah karena bisa didapat di sekitar rumah, sehingga bisa menekan biaya produksi sekaligus hasil yang lebih maksimal," tuturnya.

Saat ini beberapa rekan yang rata-rata usia muda mulai mengikuti jejak Ristoyo. Sesekali diadakan pertemuan untuk membahas perkembangan dan kendala yang dihadapi sebagai Petani Organik. Salah satu kendala yang dihadapi adalah tingkat kepercayaan diri para petani yang masih rendah terhadap pengalihan Pupuk Kimia ke Pupuk Organik. Mereka masih mengkhawatirkan penurunan hasil pertanian jika beralih menggunakan Pupuk Organik.

"Memang tidak bisa dihindari,  bahwa pada saat awal peralihan, dari semula memakai Pupuk Kimia kemudian memakai Pupuk Organik, hasil pertanian akan menurun, tapi jangan khawatir untuk kelanjutannya pasti akan meningkat bahkan lebih bagus, dan yang lebih penting lagi adalah kondisi tanah akan kembali subur, tidak keras seperti saat memakai Pupuk Kimia." Tutup pria yang berdomisili di RW 10 Desa Gumelar ini. (WizteguhNugroos)



Beternak ayam broiler adalah pilihan Solikhudin beberapa waktu setelah pulang dari merantau ke negeri Ginseng. Dengan ilmu yang masih pas-pasan soal peternakan, pria yang beralamat di Dusun Padawaras Desa Gumelar ini, jatuh bangun menjalani usahanya.  

Namun dari berbagai persoalan dan permasalahan yang dialami, membuatnya semakin tahu dan mengerti trik dan cara beternak yang baik. Sampai pada satu titik di mana dia berfikir untuk bisa meminimalisir angka kematian dan memaksimalkan hasil panen ayamnya.

"Tahun 2012 saya mulai membuat ramuan jamu untuk ternak saya, karena obat-obatan dari pabrik selain harganya mahal juga kurang baik dari segi daging yang dihasilkan," jelasnya.

Begitulah, dari mulai belajar lewat internet tentang pembuatan jamu untuk ternak, Solikhudin kemudian menambahkan beberapa ide dan bahan-bahan alami lainnya untuk menyempurnakan jamu agar lebih maksimal.

Menurut udin, begitu ia biasa disapa, membuat jamu untuk ternak ini sangat mudah dilakukan karena bahan bahannya sudah pasti tersedia di sekitar kita, Kunyit, Asam Jawa, Melon, Semangka dan lainnya, namun demikian memang butuh waktu dan keuletan. "Kebanyakan orang tidak mau repot untuk membikin jamu sendiri, padahal kalo mau membikin jamu ini bisa dipastikan biaya operasional ternak lebih hemat." ungkapnya

Selain untuk jamu ayam broiler, jamu buatan udin ini juga bisa untuk hewan ternak lainnya seperti kambing dan sapi, fungsinya sama yaitu meningkatkan kekebalan tubuh dan menambah nafsu makan. Dengan nafsu makan yang bertambah secara otomatis akan meningkatkan daging yang dihasilkan, sebagai perbandingan sebelum menggunakan jamu ini, untuk usia 37 hari bobot hidup ayam sekitar 2,2 kg, setelah menggunakan jamu, bobot hidup ayam naik menjadi 2,6 kg dengan usia pemeliharaan yang sama.

"Pada prinsipnya jamu yang saya bikin ini menyeimbangkan antara jumlah ransum atau pakan yang dikonsumsi dengan bobot ayam, selain tentunya menekan angka kematian," tutup mantan Buruh Pabrik Pemanas Ruangan ini. (WizteguhNugroos)

Gumelar (19/12/15). Hujan yang mengguyur Gumelar semenjak sore hari akhirnya berhenti  tepat pukul 20.00 WIB, memberi kesempatan bagi warga Desa Gumelar untuk beranjak menuju Balai Desa Gumelar tempat di mana Pagelaran Wayang Kulit digelar. Satu persatu pengunjung memadati Aula Balai Desa seiring dimulainya rangkaian acara demi acara yang dipersiapkan oleh Panitia.

Sebuah acara yang bisa dikatakan cukup spektakuler, bukan soal Pagelaran Wayang dengan dalang ki Rasito, dalang asli warga Gumelar  yang sudah tak asing bagi mata dan telinga kita, namun latar belakang digelarnya Hajatan ini yang menarik untuk disimak. Seperti dituturkan oleh Ketua Panitia Sinung Tri Marhaendro, S.Pd. saat memberikan sambutan, bahwa acara ini diselenggarakan dalam rangka  memperingati hari Ulang Tahun Linmas (Hansip jaman dulu) yang ke-53. “Ini adalah tanda penghormatan dari pemerintah Desa atas kinerja barisan Linmas selama ini kepada masyarakat,” ujarnya.


Sungguh latar belakang yang jarang, bahkan mungkin tidak pernah terdengar sebelumnya. Menariknya lagi acara yang berbugjet sekitar 15 jutaan rupiah ini tidak sedikitpun mengambil dari Keuangan Desa sehingga tidak akan mengganggu proses dan aktivitas Desa. Dijelaskan oleh Kepala Desa Gumelar Susilo Urip Suprapto, S.Si., bahwa sumber dana untuk acara tersebut adalah dari bantuan para pengusaha dan donatur yang ada di wilayah Desa Gumelar. “Bahkan saking penginnya menyelenggarakan acara ini, para perangkat desa pun semuanya ikut urunan termasuk saya,” ungkapnya saat memberi sambutan di atas panggung.


Selain memperingati Hari Ulang Tahun Linmas, acara yang dipersiapkan selama lebih dari 8 bulan ini juga sekaligus tasyakuran atas selesainya pembangunan untuk tahun anggaran 2015. Menurut Prapto, begitu Kepala Desa ini biasa disapa, bahwa pembangunan selama tahun 2015 di Desa Gumelar ini sudah semakin merata dan mencakup berbagai sarana dan prasarana. “Di antaranya adalah pembangunan jalan lingkungan, pembangunan talud, pembangunan jaringan irigasi, perbaikan bangunan TK  Pertiwi, dan itu tersebar di seluruh wilayah Desa Gumelar,” jelasnya.
Malam kian merambat, para penonton yang didominasi kaum adam ini semakin larut dalam cerita wayang yang mengambil judul 'Semar Gugat', alunan gending dan lengkingan suara sinden menambah kehangatan suasana.

Oleh: Wizteguh Nugroo


(Gumelar, 19/12/15). Sabtu pahing yang cerah di Desa Gumelar. Lalu lalang kendaraan dan para pengunjung pasar pahing semakin rapat, sementara bergeser ke timur sedikit sebuah acara sedang dipersiapkan untuk digelar. Jalan sehat untuk masyarakat Kecamatan Gumelar akan dilaksanakan hari ini sesuai jadwal tercantum pukul 7.30 pagi. Satu persatu peserta mulai berdatangan mengepung Kantor BKAD eks PNPM yang baru dibangun untuk mengambil kupon tanda peserta. Acara Jalan Sehat ini sendiri dihelat dalam rangka Peresmian Kantor  mereka yang berlokasi sekitar 100 meter dari pertigaan Kecamatan Gumelar ke arah barat.


Gambar 1. Peserta menyemut di sekitar Panggung

Melewati pukul 7.30 acara belum juga dimulai, hiburan organ tunggal menjadi pelipur kejenuhan beberapa peserta yang mulai tak sabar untuk mengikuti acara, sementara sebagian yang lain mengunjungi stan-stan pameran pegiat UMKM dari beberapa Desa sebagai Mitra UPK Eks PNPM-MP.

Akhirnya pukul 9.00 tepat acara dimulai, diawali dengan Pemotongan Pita oleh Camat Gumelar Gatot P.U.H.A., S.H. sebagai tanda diresmikannya Kantor BKAD dilanjutkan dengan pelepasan peserta Jalan Sehat dengan pengibaran bendera Start. Lebih dari 500 peserta berjalan menyemut ke arah barat menuju rute yang sudah ditentukan. Melewati Pasar Pahing, kemudian menuju ke arah Terminal Gumelar, lalu memutar ke timur melewati Tugu dan berbalik arah ke arah kantor Kecamatan.

Sesampai di garis Finish peserta disambut dengan hiburan kesenian Kentongan. Dua lagu yang dibawakan grup kentongan Wulung Maju asal Desa Tlaga ini cukup menghibur para peserta yang sudah berkeringat, sebelum kemudian acara dilanjut untuk pembagian hadiah doorprize yang disediakan panitia.


Gambar 2. Salah satu hadiah doorprize

Wahyu Salah seorang panitia menuturkan bahwa hadiah doorprize yang disediakan  jumlahnya cukup banyak dari mulai payung, jam dinding, sepeda, kipas angin kulkas dan barang elektronik lainnya. "Mudah-mudahan acara ini cukup menghibur masyarakat, karena tujuan kami mengadakan acara ini adalah untuk menghibur masyarakat sebagai mitra usaha kami, agar hubungan kami semakin dekat dan bisa saling bersinergi dalam kemajuan perekonomian di wilayah Kecamatan Gumelar," tutupnya.(WN)



(kabargumelar). Lele merupakan jenis ikan yang mudah untuk dipelihara, dengan modal yang tidak terlalu besar bisa meraup keuntungan yang tidak sedikit. Berangkat dari situlah Nur Kholik (32) warga RT 01 RW 01 Desa Gumelar Kecamatan Gumelar memberanikan diri untuk memulai usaha budidaya ikan lele. Di pekarangan berukuran 6 x 8 meter samping rumahnya, berderet tujuh buah kolam terpal yang dibuat untuk memelihara ikan lele. Dari tujuh buah kolam ini, empat buah kolam khusus untuk pembenihan, dan tiga kolam untuk lele siap konsumsi. Pada  setiap kali pembenihan, empat kolam diisi benih sebanyak 10 ribu ekor, sementara untuk lele siap konsumsi biasanya Nur Kholik menaburkan benih sebanyak 5 ribu ekor lele.

Gambar. 1. Benih Ikan Lele
Gambar. 2. Ikan lele untuk Konsumsi
Jenis ikan lele yang dipelihara Kholik (begitu ia sering disapa) adalah jenis lele sangkuriang. “Lele jenis sangkuriang ini terhitung cepat sekali pertumbuhannya,” terangnya. Nur Kholik memulai budidaya ikan lele ini sejak tahun 2013, dan sampai saat ini masih bertahan dengan hasil dan keuntungan relatif meningkat.

Gambar. 3. Nur Kholik memberi pakan Ikan lelenya
Pria berkacamata ini juga menuturkan bahwa dalam budidaya ikan lele, selain harus ulet dan telaten, juga harus mempunyai mitra usaha yang saling menunjang. Tercatat ada 13 petani lele yang bermitra dengan Kholik, mereka tersebar di Desa Gumelar, Karangkemojing, Paningkaban, Samudra Kulon, Tlaga dan juga menjangkau Desa Tipar Kidul yang masuk wilayah Kecamatan Ajibarang. Nur Kholik menuturkan bahwa mitra mitra ini melakukan kerjasama dengan sistem kekeluargaan. “Benih ikannya mereka ambil dari saya, terus untuk pakannya terserah mereka kalo mau ambil sama saya boleh, beli sendiri di toko juga boleh,“ jelasnya.

Gambar. 4. Ada 7 Kolam terpal milik Nur Kholik
Berbeda dengan para mitranya yang sebagian besar berada di wilayah Kecamatan Gumelar, untuk penjualan ikan lele siap konsumsi ternyata Nur Kholik melirik ke daerah Karangpucung dan Sidareja. Dua daerah itu ternyata pangsa pasarnya cukup menjanjikan, sehingga walaupun terhitung jauh dari Desa Gumelar, setiap kali penen hasilnya pasti dikirim ke daerah tersebut. “Permintaan ke daerah sana memang cukup banyak untuk olahan makanan, selain itu juga karena di Desa Gumelar ini belum ada yang membuat olahan kuliner dari ikan lele, padahal banyak sekali makanan yang bisa dibuat dengan ikan lele, saya sendiri sebenarnya pengin sekali tapi saat ini saya belum ada waktu, karena saya juga nyambi membuat jamur tiram,” tutup Nur Kholik.(Wizteguh Nugroos)


Kabar Gumelar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget