Label "Cihonje"


Cihonje, Minggu 27/11/16 acara PELUNCURAN DAN BACA PUISI MEMO ANTI TERORISME digelar di Balai Desa Cihonje Kecamatan Gumelar.

 Para penyair berfoto bersama Kades Cihonje

Dihadiri oleh Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Gumelar, Kepala Desa Cihonje dan ratusan pengunjung yang datang dari penjuru Kecamatan Gumelar.

Acara yang digagas oleh Jaspinka (Jaringan Sastra Pinggir Kali) Cirebah dengan koordinator Edy Pranata PNP ini adalah yang pertama kali diselenggarakan di wilayah Kecamatan Gumelar.

Para penyair yang hadir silih berganti membawakan puisi yang sebagian besar mereka ambil dari buku Memo Anti Terorisme yang diluncurkan beberapa saat sebelumnya.

Tak kurang 20 penyair terlihat hadir dalam acara ini, di antaranya Sosiawan Leak (Solo), Wage Tegoeh Wijiono (Purwokerto), Windu Setyaningsih (Purbalingga), Maya Madu (Malang), Edi Prmduane (Jakarta), Dewandaru Ibrahim (Purwokerto), Imam Subagyo (Semarang), Wanto Tirta (Banyumas), Fais Safani (Tegal), dan sederet penyair lainnya.

Turut sebagai pengisi acara adalah Grup Kentongan dari Desa Cihonje, solo guitar Abu Bakar Permadi, dan penampilan musikal puisi dari Jaspinka yang menyihir penonton dengan puisi bertema Terorisme dan Bom.(wiz)





Gumelar 29/6/16, Pengobatan Massal Kambing Peranakan Etawa dilaksanakan di Dusun Cogreg Desa Cihonje, Kecamatan Gumelar. Acara ini adalah rangkaian dari acara Lomba Kelompok Tani Ternak Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 yang penilaiannya dilaksanakan sehari sebelumnya, Selasa 28/6/2016.


Lomba Kelompok Ternak sendiri diikuti oleh Kelompok Tani Ternak Tunas Mukti Desa Cihonje sebagai satu-satunya perwakilan dari Kabupaten Banyumas untuk bersaing dengan kelompok tani dari seluruh Jawa Tengah. Kita doakan semoga Perwakilan Kabupaten Banyumas yang berasal dari Desa Cihonje, Kecamatan Gumelar ini bisa berbicara banyak di tingkat Provinsi. [Rukun AS]


(Kabargumelar). Kamis 10/03, bertempat di Balai Desa Cihonje Kecamatan Gumelar, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Banyumas mengadakan Sosialisasi Berbagai Peraturan Tentang Ketenagakerjaan. Acara yang dihadiri oleh unsur Pemerintah Desa, Mantan Buruh Migran, dan Paguyuban Bumi Gumelar ini berlangsung sangat interaktif. Diskusi berlangsung mengalir dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kejadian dan peristiwa ketenagakerjaan yang terjadi di desa masing-masing.

Balai Desa Cihonje
Seperti yang ditanyakan oleh Ratiman Perangkat Desa Gumelar mengenai pengerahan Tenaga Kerja ke negara tujuan Brunei Darussalam yang beberapa bulan terakhir sedang diminati banyak orang, “Apakah di Dinsosnakertrans Kabupaten Banyumas memang ada data job order ke negara Brunei Darussaalam, karena dari pengamatan kami cukup banyak yang mendaftar ke negara tujuan tersebut?,” tanya Ratiman saat sesi diskusi berlangsung.

Pertanyaan Ratiman langsung ditanggapi oleh Kasi Penempatan dan Pengerahan Tenaga Kerja Luar Negeri Dinsosnakertrans Kabupaten Banyumas Agus Widodo; “Sampai dengan saat ini belum ada Job Order untuk pengerahan ke negara tujuan Brunei Darussalam,“ ungkapnya.

Sebelumnya Agus Widodo juga menjelaskan tentang Undang-undang yang mengatur tentang Ketenagakerjaan  terutama soal perlindungan terhadap Buruh Migran. “Perlindungan terhadap TKI itu mulai dari pemberangkatan sampai pulang ke tanah air, begitu pula pendataan yang dilakukan pihak desa itu juga sampai si TKI ini pulang lagi ke kampung halaman,” jelasnya.

Di akhir acara pihak Dinsosnakertrans menghimbau kepada para calon Buruh Migran agar berhati-hati terhadap penipuan para pihak yang tidak bertanggung-jawab, minimal saat pembayaran biaya pemberangkatan untuk meminta kwitansi bukti pembayaran, sehingga nantinya apabila ada sesuatu hal yang tidak diinginkan bisa ada dokumen yang bisa dijadikan bukti secara hukum. (Wizteguh Nugroos)



(Kabargumelar). Tidak pernah terpikir sebelumnya oleh Wakam (54), jika ketekunannya menggeluti pupuk organik membawanya menjadi juara 1 ajang Krenova Banyumas, minggu (21/02/16). Pegiat Paguyuban Buruh Migran Gumelar (BUMI Gumelar) yang tinggal di Desa Cihonje, Kecamatan Gumelar, Banyumas ini membuat kreasi pupuk organik cair dari bahan limbah tepung tapioka.

Keberhasilan Wakam bukanlah hal yang instan dia dapatkan, Wakam telah membuat pupuk organik sejak tahun 2007. Pupuk organik menjadi pilihan Wakam berdikari di desanya, setelah dia memutuskan untuk tidak berangkat kerja ke luar negeri lagi.

“Alhamdulillah, kerja keras dari tahun 2007 ada buktinya, semoga menginspirasi TKI yang lain agar tidak takut pulang kampung, kembali ke desa,” ungkap Wakam, sambil memeluk teman-temannya sesama mantan buruh migran dari Kecamatan Gumelar yang juga ikut pameran.

Pameran yang diselenggarakan oleh Bappeda Kabupaten Banyumas, menjadi ajang kompetisi produk kreatif dan inovatif dari masyarakat di Banyumas. Pameran dan penilaian karya kreatif yang bertempat di Indoor Futsal GOR Satria Purwokerto, diikuti oleh lebih dari 130 peserta karya kreatif.

Sebelum membuat pupuk organik cair dari limbah tepung tapioka, Wakam memiliki pengalaman membuatnya dari limbah canti (makanan ringan yang banyak diproduksi masyarakat Desa Cihonje). Namun karena keterbatasan bahan baku, Wakam sempat berhenti membuatnya.

“Dulu saya pernah membuat pupuk organik cair dari limbah pembuatan cantir, tapi mandek karena terkendala bahan. Lalu saya mendapat tantangan dari BUMDes Desa Gumelar untuk membuatnya dari limbah tapioka, kebetulan di Desa Gumelar banyak produsen tepung tapioka yang tergabung dalam BUMDes,” ujar Wakam.

Para juri di ajang Krenova Banyumas tertarik dengan karya kreatif Wakam yang memanfaatkan limbah tapioka. Dari hasil kemenangan ini, Wakam berhak maju ke ajang Krenova tingkat Provinsi Jawa Tengah mewakili Kabupaten Banyumas, bersama karya kreatif lain yang masuk dalam 10 besar. (Yudi Setiyadi)

Sumber: www.buruhmigran.or.id


(Kabargumelar). Wakam (54) adalah seorang mantan Buruh Migran yang pernah bekerja di Negara Malaysia. Warga RT 07 RW 11 Desa Cihonje Kecamatan Gumelar ini menghabiskan waktu kurang lebih 8 tahun bekerja di Malaysia. Dalam kurun waktu 8 tahun bekerja di Luar Negeri ini, dia sempat 3 kali pulang ke kampung halaman. “Saya merasa bingung kalo di rumah mau mengerjakan apa? Penginnya bikin usaha tapi selalu merasa takut untuk memulai, padahal cita-cita saya saat memutuskan bekerja di luar negeri adalah mencari modal untuk bikin usaha di rumah, akhirnya saya berangkat ke Malaysia lagi dan lagi,” tuturnya.

Wakam sedang melakukan penyemprotan

Dari kebingungan ini kemudian Wakam berfikir bagaimana caranya agar dia bisa ikut berperan positif di bidang Pertanian yang memang menjadi pekerjaannya selepas “Gantung Paspor” Tahun 2004. Akhirnya didampingi oleh Petugas Penyuluh Pertanian Kecamatan Gumelar, tahun 2007 Wakam mulai  membuat usaha pengolahan Pupuk Organik dalam rangka ikut menunjang agar hasil pertanian di lingkungannya menjadi sehat dan lebih baik lagi. “Saya mulai usaha ini tahun 2007, dan alhamdulillah sampai sekarang masih berjalan dan dirasakan manfaatnya oleh para Petani di Desa Cihonje, Gumelar dan sekitarnya,” ungkap Wakam bangga.

Pupuk Organik buatan Wakam ini sudah terbukti membuat hasil Pertanian menjadi lebih baik dari Pupuk Kimia yang selama ini dipakai oleh para petani. “Dengan memakai Pupuk Organik ini, ada bermacam manfaat yang bisa dihasilkan”, Wakam menjelaskan. “Yang pertama adalah tanaman akan bebas dari berbagai macam hama, mengembalikan kesuburan tanah, biaya lebih murah, dan yang terpenting adalah hasil dari tanaman pertanian akan sehat untuk dikonsumsi, karena tanaman tidak membutuhkan semprotan pestisida dan pupuk kimia,” lanjut Wakam.

Menurut keterangan Wakam, untuk membuat Pupuk Organik ini dia memanfaatkan bahan bahan alam yang ada di sekitar rumahnya, dan dalam pengolahannya dengan cara yang masih tradisional. Untuk sekali pembuatan pupuk dia bisa menghasilkan 7 kwintal dalam setengah bulan masa fermentasi. “Mungkin kalo ada mesin penggiling, proses pembuatan ini akan lebih cepat dan efektif, sayangnya saya belum punya mesin penggilingnya,” tutur Wakam mengenai kendala yang dihadapi saat ini.

Wakam juga memberi kesempatan kepada para petani yang lain apabila ingin belajar bersama membuat Pupuk Organik ini dia siap untuk menularkan ilmunya. Selain itu Wakam juga bersedia datang apabila ada petani yang ingin dibuatkan Pupuk Organik di rumahnya dengan bahan-bahan yang disediakan oleh petani tersebut.

Demikianlah bagaimana seorang mantan Buruh Migran ini ikut berperan serta dalam peningkatan hasil pertanian melalui Pupuk Organik. Selain mendapatkan keuntungan secara ekonomi, dia juga mendapatkan berbagai pengalaman dan ilmu serta manfaat untuk orang orang di sekitarnya. (Wizteguh Nugroos)





Kabar Gumelar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget