PUPUK ORGANIK OLAHAN PURNA BURUH MIGRAN ASAL DESA CIHONJE


(Kabargumelar). Wakam (54) adalah seorang mantan Buruh Migran yang pernah bekerja di Negara Malaysia. Warga RT 07 RW 11 Desa Cihonje Kecamatan Gumelar ini menghabiskan waktu kurang lebih 8 tahun bekerja di Malaysia. Dalam kurun waktu 8 tahun bekerja di Luar Negeri ini, dia sempat 3 kali pulang ke kampung halaman. “Saya merasa bingung kalo di rumah mau mengerjakan apa? Penginnya bikin usaha tapi selalu merasa takut untuk memulai, padahal cita-cita saya saat memutuskan bekerja di luar negeri adalah mencari modal untuk bikin usaha di rumah, akhirnya saya berangkat ke Malaysia lagi dan lagi,” tuturnya.

Wakam sedang melakukan penyemprotan

Dari kebingungan ini kemudian Wakam berfikir bagaimana caranya agar dia bisa ikut berperan positif di bidang Pertanian yang memang menjadi pekerjaannya selepas “Gantung Paspor” Tahun 2004. Akhirnya didampingi oleh Petugas Penyuluh Pertanian Kecamatan Gumelar, tahun 2007 Wakam mulai  membuat usaha pengolahan Pupuk Organik dalam rangka ikut menunjang agar hasil pertanian di lingkungannya menjadi sehat dan lebih baik lagi. “Saya mulai usaha ini tahun 2007, dan alhamdulillah sampai sekarang masih berjalan dan dirasakan manfaatnya oleh para Petani di Desa Cihonje, Gumelar dan sekitarnya,” ungkap Wakam bangga.

Pupuk Organik buatan Wakam ini sudah terbukti membuat hasil Pertanian menjadi lebih baik dari Pupuk Kimia yang selama ini dipakai oleh para petani. “Dengan memakai Pupuk Organik ini, ada bermacam manfaat yang bisa dihasilkan”, Wakam menjelaskan. “Yang pertama adalah tanaman akan bebas dari berbagai macam hama, mengembalikan kesuburan tanah, biaya lebih murah, dan yang terpenting adalah hasil dari tanaman pertanian akan sehat untuk dikonsumsi, karena tanaman tidak membutuhkan semprotan pestisida dan pupuk kimia,” lanjut Wakam.

Menurut keterangan Wakam, untuk membuat Pupuk Organik ini dia memanfaatkan bahan bahan alam yang ada di sekitar rumahnya, dan dalam pengolahannya dengan cara yang masih tradisional. Untuk sekali pembuatan pupuk dia bisa menghasilkan 7 kwintal dalam setengah bulan masa fermentasi. “Mungkin kalo ada mesin penggiling, proses pembuatan ini akan lebih cepat dan efektif, sayangnya saya belum punya mesin penggilingnya,” tutur Wakam mengenai kendala yang dihadapi saat ini.

Wakam juga memberi kesempatan kepada para petani yang lain apabila ingin belajar bersama membuat Pupuk Organik ini dia siap untuk menularkan ilmunya. Selain itu Wakam juga bersedia datang apabila ada petani yang ingin dibuatkan Pupuk Organik di rumahnya dengan bahan-bahan yang disediakan oleh petani tersebut.

Demikianlah bagaimana seorang mantan Buruh Migran ini ikut berperan serta dalam peningkatan hasil pertanian melalui Pupuk Organik. Selain mendapatkan keuntungan secara ekonomi, dia juga mendapatkan berbagai pengalaman dan ilmu serta manfaat untuk orang orang di sekitarnya. (Wizteguh Nugroos)





Label:

Posting Komentar

[blogger]

Kabar Gumelar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget