Juli 2017

kabargumelar.com- Sampah menjadi permasalahan lingkungan di berbagai wilayah di Kecamatan Gumelar. Begitu juga di RW 1 Dusun Jambenom Desa Tlaga, Kecamatan Gumelar. Banyak warga yang membuang sampah sembarangan, salah satunya adalah di Kali Jambenom.

Proses pemilahan sampah oleh anggota Karang Taruna RW 1 Desa Tlaga

Dari sinilah kemudian timbul kepedulian pemuda Karang Taruna Muda Utama Sakti RW 1 untuk ikut berkontribusi dalam rangka mengatasi persoalan tersebut. Diawali dari pemasangan plang larangan tidak boleh membuang sampah di sembarang tempat, kemudian digagaslah apa yang dinamakan Bank Sampah.

“ Tahun 2014 resmi berdiri Bank Sampah yang kita beri nama BJB atau kepanjangan dari Bocah Jambenom Bersih-bersih,” ungkap Adi Siswono Ketua Karang Taruna mengawali perbincangan.

Kegiatan Bank Sampah BJB dilaksanakan setiap hari minggu, para pemuda bergilir mengambil sampah dari rumah-rumah warga untuk kemudian dipilah di tempat penampungan sementara. Setelah dipilah kemudian sampah yang mempunyai nilai ekonomi akan dijual ke pengepul barang bekas.

Dijelaskan oleh Adi, dari hasil penjualan barang bekas sejak pertama berdiri sampai dengan saat ini, sudah terkumpul kas Karang Taruna sebesar 5,5 juta rupiah.

“Dari hasil penjualan sampah barang bekas dikumpulkan menjadi kas Karang Taruna, pemanfaatanyapun untuk operasional Bank Sampah itu sendiri, lalu juga untuk kegiatan kepemudaan dan kegiatan kemasyarakatan lainnya,” katanya.

Yang unik dari kegiatan Bank Sampah BJB ini adalah pemasangan plang penanda gang dengan nama orang yang dituakan di gang tersebut, sementara di bawah plang tersebut tertulis nama-nama seluruh pemilik rumah. Selain memudahkan dalam penarikan sampah, plang ini juga diharapkan akan mempermudah kurir jasa paket atau tukang pos untuk megirimkan barang paketannya.

“ Nama gangnya ada gang Santika, gang Tirtabesari, gang Asna Besari, gang Siman dan di bawah tulisan gang itu ada tulisan nama-nama yang tinggal di gang tersebut, jadi memudahkan saat teman-teman mengambil sampah dan juga memudahkan tukang pos atau kurir mencari rumah yang dituju,” jelas Adi.

Saat ditanya harapannya dari pemerintah terhadap Bank Sampah yang sedang dikelola bersama rekan-rekan Karang Taruna, Adi mengungkapkan bahwa saat ini Bank Sampah yang dikelola memang sudah bisa berjalan dengan baik namun memang belum maksimal.

“Harapannya ke depan kami bisa mempunyai tempat pegumpulan sampah sementara di setiap gang, semacam tong sampah,  sehingga saat mengambil sampah kita tinggal menuju ke situ. Lalu tranportasi dari pengambilan sampah ke tempat penampungan juga kita belum ada, dan yang terakhir adalah bagaimana carannya mengolah sampah-sampah organik, karena untuk sementara kami hanya mengolah sampah yang anorganik,” tutupnya.(wiz)

kabargumelar.com - Anggota DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko, Sabtu malam 8/7 mengunjungi Bumdes Artha Lestari Desa Gumelar Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas. Kunjungan kali ini adalah dalam rangka silaturahmi dengan warga masyarakat di daerah pemilihannya sekaligus berdiskusi terkait peluang dan kendala yang dihadapi oleh Bumdes Artha Lestari Desa Gumelar.


Budiman Sudjatmiko saat melihat-lihat produk Bumdes Artha Lestari


Dijelaskan oleh Guno Purtopo selaku direktur Bumdes Artha Lestari, bahwa salah satu unit kerja Bumdesnya adalah penggilingan tepung tapioka, di mana Desa Gumelar menjadi salah satu sentra penghasil tepung tapioka turun temurun sejak puluhan tahun yang lalu. Namun industri tepung tapioka saat ini tengah mengalami kelesuan, di mana harga tepung tapioka terjun bebas, sehingga berpengaruh besar terhadap usaha yang dijalankan oleh Bumdesnya.

"Harga tepung tapioka saat ini sangat murah, bahkan untuk menutup biaya produksi saja tidak mencukupi, sehingga banyak pengrajin tepung tapioka saat ini pada posisi hidup enggan mati tak mau. Ini adalah imbas dari import tepung tapioka dari negara Thailand, sehingga para pengrajin lokal terpinggirkan bahkan dalam skala nasional," ungkap Guno.

Senada dengan apa yang disampaikan oleh Guno, Kepala Desa Gumelar Susilo Urip Suprapto pun mengamini kendala yang sedang dihadapi Bumdes Artha Lestari saat ini,  yaitu lesunya pasar imbas dari import tepung tapioka dari luar negeri.

"Para pengrajin tepung tapioka di desa kami, sebelumnya tidak pernah mengalami hal semacam ini, baru kali ini merasakan sulit yang amat sangat efek dari import tersebut," jelasnya.

Menanggapi kendala yang dihadapi Bumdes Gumelar, Budiman Sudjatmiko pun memberikan tanggapannya dengan menyarankan agar desa di wilayah Kecamatan Gumelar membentuk Bumades atau Badan Usaha Milik Antar Desa yang anggotanya adalah seluruh Bumdes yang ada di Kecamatan Gumelar.

" Ada tiga jenis bentuk usaha yang lumrah dijalankan oleh kita semua, yang pertama adalah usaha menjual hasil produksi, kedua usaha memanfaatkan waktu, dan yang terakhir adalah usaha memindahkan tempat ," jelasnya mengawali pembicaraan.

" Usaha menjual hasil produksi adalah kita memproduksi sesuatu kemudian kita jual, usaha memanfaatkan waktu adalah kita menjual sesuatu barang pada saat benar-benar dibutuhkan, jika suplay banyak kita tahan dulu, nanti jika tidak ada suplay barang baru kita jual ini yang disebut penimbunan," terangnya.

Usaha yang terakhir adalah usaha memindahkan tempat atau biasa disebut distributor. Dijelaskan oleh Budiman, butuh jaringan untuk memulai usaha dibidang ini yaitu dengan menyatukan Bumdes Bumdes yang ada di Kecamatan Gumelar dalam wadah berbentuk Bumades.

"Setiap desa punya potensi masing-masing, punya produk unggulan masing-masing, namun satu karakter yang sama dimiliki oleh seluruh desa yaitu sifat kekeluargaan, mari kita manfaatkan karakter ini untuk bekerja sama antar Bumdes dalam bentuk Bumades dalam rangka membuat jalur atau jaringan distributor, bentuk distribusinya bisa apa saja, bisa bahan kelontong, material bangunan untuk kebutuhan infrastruktur desa seperti semen, aspal atau yang lainnya sesuai kesepakatan para pengurus Bumdes," ujarnya.

Selesai paparan yang disampaikan Budiman, acara yang dihadiri Camat Gumelar, Kapolsek dan Danramil Gumelar ini dilanjutkan diskusi dengan warga yang terdiri dari berbagai unsur , LPMD, Pendamping Desa, RT, RW, Perangkat Desa dan tokoh masyarakat.(wiz)



Kabar Gumelar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget