Desember 2015


(kabargumelar). Gerimis yang turun dengan tiba-tiba membuat para pengunjung bergegas mencari tempat berteduh. Berharap buliran air hujan tidak terlalu lama mengganggu rasa penasaran mereka tentang tempat yang baru saja diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia ke-5, Megawati Soekarno Putri. Benar saja, sebentar kemudian gerimispun berhenti, pengunjungpun kembali bertebaran memuaskan rasa ingin tahu mereka, atau sekedar berfoto dan ber-selfie ria dengan latar belakang warna-warni bunga di Kebun Raya Baturraden.

Kebun Raya Baturraden adalah lokasi wisata baru yang jaraknya kurang lebih 1 km dari Gerbang Utama Wana Wisata Baturraden. Dengan suhu berkisar antara 26-30 derajat Celcius, tak heran jika tempat ini mempunyai curah hujan tergolong tinggi yaitu 5.000-6.174 mm/th.

Tak perlu menguras kocek terlalu banyak untuk dapat berkunjung ke tempat ini, cukup dengan membeli tiket sebesar 14 ribu rupiah (untuk 1 orang), kita sudah bisa menikmati bunga warna-warni dan tanaman langka yang tumbuh subur di atas tanah latosol yang berwarna merah kecoklatan. Bunga dan tumbuhan aneka warna siap memanjakan mata kita, terlebih bagi yang hobi fotografi sangat tepat untuk memenuhi rasa haus mereka akan tempat yang eksotis.

Namun sayang, lokawisata yang berada tepat di pertigaan menuju ke arah Pancuran Pitu ini belum siap menampung membludaknya pengunjung. Sarana dan prasarana penunjang belum terpenuhi dengan baik, sempitnya lokasi parkir membuat kendaraan pengunjung terpakir di pinggir jalan sehingga mengganggu lalu lintas ke arah Pancuran Pitu. "Mungkin karena tempat ini masih dalam proses pembangunan, jadi masih baru dipersiapkan segala sesuatunya", ujar salah seorang pengunjung. Pengaturan parkir kendaraan masih sekenanya, dan pengunjungpun harus mengeluarkan biaya tambahan sebesar 3 ribu rupiah untuk Jasa Tunggu kendaraan.(Wizteguh Nugroos)


Gumelar (19/12/15). Hujan yang mengguyur Gumelar semenjak sore hari akhirnya berhenti  tepat pukul 20.00 WIB, memberi kesempatan bagi warga Desa Gumelar untuk beranjak menuju Balai Desa Gumelar tempat di mana Pagelaran Wayang Kulit digelar. Satu persatu pengunjung memadati Aula Balai Desa seiring dimulainya rangkaian acara demi acara yang dipersiapkan oleh Panitia.

Sebuah acara yang bisa dikatakan cukup spektakuler, bukan soal Pagelaran Wayang dengan dalang ki Rasito, dalang asli warga Gumelar  yang sudah tak asing bagi mata dan telinga kita, namun latar belakang digelarnya Hajatan ini yang menarik untuk disimak. Seperti dituturkan oleh Ketua Panitia Sinung Tri Marhaendro, S.Pd. saat memberikan sambutan, bahwa acara ini diselenggarakan dalam rangka  memperingati hari Ulang Tahun Linmas (Hansip jaman dulu) yang ke-53. “Ini adalah tanda penghormatan dari pemerintah Desa atas kinerja barisan Linmas selama ini kepada masyarakat,” ujarnya.


Sungguh latar belakang yang jarang, bahkan mungkin tidak pernah terdengar sebelumnya. Menariknya lagi acara yang berbugjet sekitar 15 jutaan rupiah ini tidak sedikitpun mengambil dari Keuangan Desa sehingga tidak akan mengganggu proses dan aktivitas Desa. Dijelaskan oleh Kepala Desa Gumelar Susilo Urip Suprapto, S.Si., bahwa sumber dana untuk acara tersebut adalah dari bantuan para pengusaha dan donatur yang ada di wilayah Desa Gumelar. “Bahkan saking penginnya menyelenggarakan acara ini, para perangkat desa pun semuanya ikut urunan termasuk saya,” ungkapnya saat memberi sambutan di atas panggung.


Selain memperingati Hari Ulang Tahun Linmas, acara yang dipersiapkan selama lebih dari 8 bulan ini juga sekaligus tasyakuran atas selesainya pembangunan untuk tahun anggaran 2015. Menurut Prapto, begitu Kepala Desa ini biasa disapa, bahwa pembangunan selama tahun 2015 di Desa Gumelar ini sudah semakin merata dan mencakup berbagai sarana dan prasarana. “Di antaranya adalah pembangunan jalan lingkungan, pembangunan talud, pembangunan jaringan irigasi, perbaikan bangunan TK  Pertiwi, dan itu tersebar di seluruh wilayah Desa Gumelar,” jelasnya.
Malam kian merambat, para penonton yang didominasi kaum adam ini semakin larut dalam cerita wayang yang mengambil judul 'Semar Gugat', alunan gending dan lengkingan suara sinden menambah kehangatan suasana.

Oleh: Wizteguh Nugroo


Cilangkap (20/12/15). Lantunan shalawat mengiringi cerahnya pagi di Desa Cilangkap Kecamatan Gumelar. Alam seakan paham dan mengerti akan apa yang sedang dilakukan muslimin dan muslimah dalam rangka mengagungkan Tuhan dan Nabinya. Seperti diketahui Gerakan Pemuda Anshor  Desa Cilangkap Kecamatan Gumelar,  Minggu 20-12-2015 mengadakan acara Prestisius bertajuk Gebyar Shalawat dan Pengajian Akbar memperingati Maulid Nabi besar Muhammad SAW.

Gambar 1. Suasana Gebyar Shalawat

Acara yang dimulai Pukul 08.00 WIB ini diikuti oleh sekitar 28 Grup Hadroh terdiri dari 22 Grup dari wilayah Kecamatan Gumelar dan 6 Grup dari Kecamatan Ajibarang ini mengambil tempat di Aula Balai Desa Cilangkap.

Seperti dituturkan Sukirwono selaku Ketua Panitia bahwa acara yang dibesut oleh Jamm’iyyah Sholawat Simtudhuror as-Syauqi GP Anshor Cilangkap ini akan berlangsung hingga malam hari. "Untuk siang hari khusus acara semacam Parade Hadroh, dilanjut malam harinya akan ada Pengajian Akbar Nada dan Dakwah yang menghadirkan beliau bapak Kyai Mualim S.Pd.I pengasuh Ponpes Nurul Hikmah Jatisawit Bumiayu,” jelasnya.

Tidak hanya itu saja, untuk semakin memberikan manfaat nyata kepada masyarakat, pihak Panitia juga akan memberikan santunan kepada 16 anak yatim yang ada di wilayah Kecamatan Gumelar yang akan dilaksanakan sebelum acara Pengajian Akbar digelar.(WN)


(Gumelar, 19/12/15). Sabtu pahing yang cerah di Desa Gumelar. Lalu lalang kendaraan dan para pengunjung pasar pahing semakin rapat, sementara bergeser ke timur sedikit sebuah acara sedang dipersiapkan untuk digelar. Jalan sehat untuk masyarakat Kecamatan Gumelar akan dilaksanakan hari ini sesuai jadwal tercantum pukul 7.30 pagi. Satu persatu peserta mulai berdatangan mengepung Kantor BKAD eks PNPM yang baru dibangun untuk mengambil kupon tanda peserta. Acara Jalan Sehat ini sendiri dihelat dalam rangka Peresmian Kantor  mereka yang berlokasi sekitar 100 meter dari pertigaan Kecamatan Gumelar ke arah barat.


Gambar 1. Peserta menyemut di sekitar Panggung

Melewati pukul 7.30 acara belum juga dimulai, hiburan organ tunggal menjadi pelipur kejenuhan beberapa peserta yang mulai tak sabar untuk mengikuti acara, sementara sebagian yang lain mengunjungi stan-stan pameran pegiat UMKM dari beberapa Desa sebagai Mitra UPK Eks PNPM-MP.

Akhirnya pukul 9.00 tepat acara dimulai, diawali dengan Pemotongan Pita oleh Camat Gumelar Gatot P.U.H.A., S.H. sebagai tanda diresmikannya Kantor BKAD dilanjutkan dengan pelepasan peserta Jalan Sehat dengan pengibaran bendera Start. Lebih dari 500 peserta berjalan menyemut ke arah barat menuju rute yang sudah ditentukan. Melewati Pasar Pahing, kemudian menuju ke arah Terminal Gumelar, lalu memutar ke timur melewati Tugu dan berbalik arah ke arah kantor Kecamatan.

Sesampai di garis Finish peserta disambut dengan hiburan kesenian Kentongan. Dua lagu yang dibawakan grup kentongan Wulung Maju asal Desa Tlaga ini cukup menghibur para peserta yang sudah berkeringat, sebelum kemudian acara dilanjut untuk pembagian hadiah doorprize yang disediakan panitia.


Gambar 2. Salah satu hadiah doorprize

Wahyu Salah seorang panitia menuturkan bahwa hadiah doorprize yang disediakan  jumlahnya cukup banyak dari mulai payung, jam dinding, sepeda, kipas angin kulkas dan barang elektronik lainnya. "Mudah-mudahan acara ini cukup menghibur masyarakat, karena tujuan kami mengadakan acara ini adalah untuk menghibur masyarakat sebagai mitra usaha kami, agar hubungan kami semakin dekat dan bisa saling bersinergi dalam kemajuan perekonomian di wilayah Kecamatan Gumelar," tutupnya.(WN)




Mendung hitam menggelayut sedikit mengerikan, sejurus kemudian menjatuhkan air hujan saat kami baru tiba di Terminal Wonosobo, saat itu waktu menunjukan pukul 16.30 WIB. Saya bersama lima orang teman dari 4 Desa berbeda berangkat dari Kecamatan Gumelar. Keberangkatan kami adalah dalam rangka ingin mengikuti acara Jambore Desa Nusantara 2015 yang berlokasi di Desa Wulungsari, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo. Sebenarnya peserta dari Kecamatan Gumelar berjumlah 12 orang tapi terbagi menjadi 2 rombongan, rombongan pertama berangkat naik bis, yang kedua menggunakan mobil pribadi. Dan kami adalah rombongan pertama yang berangkat dengan naik bis.

Sejenak beristirahat dan menjalankan sholat Ashar saya lalu menghubungi Panitia acara mengabarkan perihal kedatangan kami dan agar segera dikirim mobil jemputan seperti yang dijanjikan. Beberapa saat menunggu kami isi dengan cerita menarik tentang Potensi Desa Masing-masing yang tentunya diselingi canda  mengocok perut, sementara sekonyong-konyong datang seorang pria yang setelah ngobrol ke sana ke mari berasal dari Bandung dan juga akan menghadiri acara tersebut.

Waktu terus bergulir, air terus mengalir dari langit dan dingin yang menyergap menghadirkan tembang keroncongan di wilayah perut kami, sementara mobil jemputan yang kami tunggu tak kunjung menampakkan batang bampernya. ''Sue temen yah kang jemputane, kalas kencot kielah?'' kata seorang teman kepada teman lainnya.

Ba'da Isya sekitar pukul 19.10 WIB, jemputan akhirnya datang, kami ber enam plus satu teman baru kami dari Bandung langsung naik ke mobil. Sekitar 15 menit perjalanan akhirnya kami sampai di lokasi acara, beberapa rekan panitia menghampiri kami untuk kemudian memberikan payung agar tidak kehujanan, sungguh penyambutan yang sangat ramah. Setelah melakukan registrasi peserta kami langsung diantar ke venue utama Jambore Desa, namun terlebih dulu harus masuk ke Aula Balai Desa Wulungsari untuk makan malam.Hujan makin deras setelah kami selesai makan untuk kemudian menuju ke panggung utama mengikuti acara Pembukaan Jambore. Ratusan orang telah berkumpul di depan panggung sementara dari pengeras suara, panitia mengumumkan bahwa acara akan segera dimulai. (bersambung)


Oleh: Wizteguh Nugroos

Kabar Gumelar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget